Rabu, 15 Mei 2024

AYAT AL-QUR’AN TENTANG ILMU

 

            Di zaman yang serba canggih ini, telah hadir banyak sekali mesin yang dapat membantu pekerjaan manusia baik hal kecil seperti menyedot debu sampai yang dapat diajak ngobrol. Dengan kecanggihan ini sebagian besar manusia di zaman ini terlena akan segala kemudahan dan berakhir dengan kemalasan dan ketergantungan parah.

            Bahkan beberapa di antaranya, ada yang merasa tidak perlu lagi belajar sesuatu, karena semuanya telah tersedia dan praktis untuk digunakan. Padahal, otak yang tidak sering diasah akan menyebabkan otak lumpuh secara perlahan.



            Karena itu, kita perlu memupuk lagi semangat untuk belajar hal lain yang baru karena semakin kita belajar maka kita akan sadar kalau kita tidak tau apa-apa. Berikut enam ayat Al-Qur'an sebagai pengingat bahwasanya menuntut ilmu itu penting dan tidak ada batasan mengenai itu. Simak baik-baik ya.

1.      Orang yang berilmu dinaikkan derajatnya oleh Allah beberapa derajat (QS. Al Mujadalah 58:11)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

 “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (QS. Al Mujadalah 58:11)

     Salah satu keindahan ketika seseorang telah berilmu adalah Allah akan meninggikan derajat kita beberapa derajat. Mengapa kita harus senang akan hal ini? Karena semakin tinggi derajat kita, semakin dekat pula kita dengan Allah.

2.      Ketika seseorang diberi hikmah oleh Allah maka ia mendapat anugerah yang banyak (QS. Al Baqarah 2:269)

يُّؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ

 “Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).”  (QS. Al Baqarah 2:269)

     Hikmah adalah kemampuan untuk memahami rahasia-rahasia syariat agama yang ada dalam Al-Qur’an dan As-sunah. Tentu ketika kita ditakdirkan dengan kemampuan ini akan sangat mudah memahami sesuatu yang mungkin sebgain besar orang lain sulit untuk memahaminya. Maka bersyukurlah dan jangan sombong ketika dirimu dianugerahi Allah kemampuan istimewa ini.

3.      Orang yang berilmu tidak akan termasuk golongan yang merugi

وَقَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْٓ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ

 “Dan mereka berkata‘ sekiranya kamu mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.’” (QS. Al Mulk 67:10)

     Segala kenikmatan yang diberikan Allah kepada kita hendaknya kita manfaaatkan dengan baik untuk lebih memperhatikan dan mempelajari segala sesuatu dengan baik agar tidak termasuk golongan yang merugi.

4.      Perintah untuk terus menerus membaca ada dalam QS. Al ‘Alaq ayat 1-5

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ ١

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ ٢

اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ ٣

الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ ٤

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ ٥

"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah yang Mahamulia. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq 96:1-5)

     Ketika ayat ini turun, Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihu wa Sallam diperintahkan oleh Allah untuk belajar membaca dikarenakan ketika itu beliau masih buta huruf aksara. Dengan usaha yang kuat dalam belajar membaca dari ayat qur’aniyah (ayat yang tertulis) dan ayat kawliyah (ayat yang tidak tertulis atau telah nampak di alam), ia dapat menghasilkan ilmu fikih, akhlak, hukum-hukum dan lainnya dari ayat-ayat qur’aniyah dan menghasilkan ilmu sains seperti astronomi, biologi, kimia dan ainnya dari ayat-ayat kawliyah.

     Berkaca dari hal ini, tentu kita yang telah dapat membaca dengan lancar tentu harus memanfaatkan hal ini sebaik mungkin untuk mempelajari mengenai segala macam hal yang ada di sekitar kita agar ke depannya kita menjadi pribadi yang lebih bersyukur dan menjadi pemerhati alam yang baik dan bermanfaat.

5.      Menjadi orang berilmu menjadikanmu semakin sadar akan hal baik atau buruk

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَاۤبِّ وَالْاَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ كَذٰلِكَۗ اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ 

“Dan demikian pula di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun.” (QS. Fatir 35:28)

     Orang berilmu akan takut berbuat dosa karena telah paham akan dosa yang akan ditanggungnya karena melakukan hal buruk itu. Berbeda jika seseorang tidak mengerti akan dampak yang akan ditimbulkan jika ia melakukan dosa dan tidak takut kepada Allah.

6.      Sejak dalam kandungan hingga lahir ke dunia kita telah diberi oleh Allah 3 hal penting yang dapat dimanfaatkan untuk meraih ilmu

وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An nahl 16:78)

     Tiga hal penting dalam diri manusia yang telah dibawa semenjak dalam kandungan ini dapat diartiikan sebagai berikut:

  • Pendengaran (al-sam’a) fungsinya untuk menangkap suara, memahami pembicaraan dan penjelasan akan sesuatu,
  • Penglihatan (al-bashar) berarti mengetahui atau melihat suatu hal dan untuk memanfaatkan pengihatan ini kita perlu menggunakannya untuk melihat dan merenungkan apa yang sedah dilihatnya.
  • Hati (al-fuad) dapat diartikan hati kecil kita. Mengapa tiba-tiba muncul fuad? Karena seperti yang telah kita ketahui, bahwa segala perbuatan itu tentu ada niatnya dan niat ini letaknya ada di dalam hati. Jika niatnya baik maka hasilnya pun insyaAllah akan baik.
   Di banyak ayat dalam Al-Qur’an, ketika ada penjelasan mengenai pendengaran selalu disandingkan dengan penglihatan dan qalbu sebagai satu kesatuan dalam usaha dalam meraih ilmu. Ketika ketiga komponen ini telah dimanfaatkan dengan baik dalam usaha meraih ilmu yang bermanfaat maka insya Allah dengan ilmu itu akan tercipta banyak manfaat yang akan dirasakan oleh diri sendiri maupun sekitarnya.



Sumber: dari berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar